Geologi Sejarah – Teori

Geologi Sejarah merupakan salah satu cabang geologi yang mempelajari sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi padanya. Semenjak manusia menghuni bumi ini mereka ingin mengetahui dan ingin mendapat jawaban mengenai bagaimana terjadinya bumi, kapan terjadinya, dan peristiwa-peristiwa apa saja yang telah terjadi padanya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut bukan merupakan hal yang mudah. Ini disebabkan konon manusia “dilahirkan” di bumi beberapa juta yang lalu setelah bumi terbentuk. Itulah sebabnya untuk menjawab pertanyaan itu manusia akan bertitik tolak dari segala sesuatu yang terekam dalam kulit bumi baik yang merupakan rekaman kejadian pada masa lampau ataupun kejadian pada masa kini. Berikut ini adalah beberapa teori yang mengacu pada pembentukan bumi,

  • Teori Malapetaka (Teori Kastafora)

Baron Georges Cuvier (1769-1832) orang Perancis yang ahli dalam bidang anatomi dan juga mempelajari geologi telah banyak mempelajari fosil Vertebrata yang merupakan hasil penelitiannya di daerah Paris dan sekitarnya.

Dari hasil penelitiannya itu, beliau telah berhasil menulis buku mengenai fosil Vertebrata sebanyak 12 jilid dan berhasil mengambil kesimpulan antara lain :

  1. kehidupan di alam pada waktu itu dijumpai dalam waktu yang sangat berlimpah
  2. tiap lapisan kulit bumi yang tertentu mengandung fosil yang tertentu pula
  3. perbedaan kelompok kehidupan yang terdapat di dalam lapisan-lapisan itu sama besarnya dengan kelompok kehidupan yang sekarang masih hidup
  4. kehidupan dari tiap-tiap zaman tersebut berjalan tidak berubah dan sewaktu terjadinya revolusi, maka hewan-hewan maupun tumbuh-tumbuhan punah
  5. sesudah malapetaka tersebu, maka akan muncul hewan dan tumbuhan baru yang nantinya akan mengalami revolusi yang memusnahkannya
  6. manusia, hewan dan tumbuhan sekarang ini terjadi sesudah malapetaka yang terakhir

Pada waktu lahirnya, teori ini sangat populer karena dapat menyesuaikan dengan ajaran gereja, yaitu dengan timbulnya banjir raksasa pada zaman Nabi Nuh. Namun teori ini hanya bertahan hingga pertengahan abad 18, yaitu munculnya Generelli yang mengemukakan pendapat bahwa sejarah bumi ini berlaku tidak dengan jalan kekerasan akan tetapi kejadian pada masa lampau dapat diterangkan dengan bertitik tolak pada kejadian-kejadian zaman sekarang.

  • Teori Uniformitarisma

James Hutton (1726-1979) seorang ahli geologi berkebangsaan Skotlandia mengadakan penyelidikan proses sedimentasi yang terjadi di sungai, di danau, maupun di pantai daerah Skotlandia. Beliau berhasil menyimpulkan bahwa kenampakan yang dijumpai pada batuan sedimen yang terbentuk pada masa lampau dijumpai pula pada proses pembentukan sedimen yang terjadi sekarang.

Dari beberapa hasil penelitiannya kemudian disimpulkan suatu teori yang lebih dikenal sebagai “KONSEPSI UNIFORMITARISMA” yang menyebutkan bahwa waktu sekarang adalah merupakan kunci pada masa lampau.

PRESENT IS THE KEY TO THE PAST

Dengan demikian, kalau pada waktu sekarang terjadi waktu pelapukan, pengangkatan, perlipatan, maupun sedimentasi, maka proses seperti itupun pernah terjadi juga ada waktu lampau. Demikian pula peristiwa pembentukan gunung api yang hingga kini di beberapa daerah masih berlangsung terus, juga terjadi pada masa lampau.

  • Hukum Steno

Bertitik tolak dari konsep James Hutton, Steno seorang ahli geologi Italia mengadakan pengamatan di beberapa jeram sungai di Italia dan sepanjang pantai Italia. Dari hasil pengamatannya telah dilahirkan 3 buah hukum yang berlaku untuk batuan sedimen.

  1. Hukum Superposisi yang menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam kedudukan yang belum berubah, bagian atas merupakan bagian yang relatif muda dibandingkan dengan bagian bawah dalam satu seri sedimentasi.
  2. Hukum Kejadian Horisontal yang menyatakan bahwa dalam satu seri perlapisan pada saat mula terbentuk mempunyai kedudukan horisontal. Apabila ternyata lapisan tersebut telah membentuk sudut dengan bidang horisontal menunjukkan bahwa perlapisan tersebut sudah pernah terangkat.
  3. Hukum Kejadian Menerus yang menyatakan bahwa dalam proses sedimentasi akan dihasilkan perlapisan yang samatebal apabila tidak terjadi gangguan di tempat terjadinya (dalam cekungan sedimentasi). Apabila dijumapi lapisan yang semakin menipis ataupun pembajian pada perlapisan, hal ini disebabkan adanya gangguan pada saat proses sedimentasi sedang berlangsung.
  • Hukum Hubungan Potong Menyilang (Cross-Cutting Relationship)

Dari Hukum Superposisi yang semula diterapkan untuk perlapisan batuan sedimen, kemudian dikembangkan lebih lanjut untuk kenampakan yang mempunyai kejadian sejenis.

Di alam sering dijumpai kenampakan suatu pahatan dipotong oleh pahatan yang lain, suatu seri batuan sedimen dipotong oleh pahatan, suatu seri batuan sedimen dipotong oleh dike batuan beku, suatu vein  dipotong oleh vein yang lain.

Dalam hal yang demikian dapat ditentukan mana yang terjadi terlebih dahulu, dengan bertitik tolak pada Hukum Hubungan Potong Menyilang.

Leave a comment